Menjadi pemimpin adalah sebuah peluang. Begitulah cara Sylviana Maya Damayanti, M.A.B., Ph.D. memandang amanah baru sebagai Kepala Program Studi Magister MAB ITB sejak awal 2022 lalu. Maya mengungkap, salah satu kuncinya dalam menghadapi kedinamisan hidup adalah memegang teguh integritas sebagai prinsip hidup.  

“Integritas menurut saya adalah ketika kita bertanggungjawab terhadap posisi yang kita emban,  didukung dengan attitude yang baik,” kata Maya. 

Maya menyelesaikan studi Teknik Elektro di Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada 2002. Tugas akhir membawanya berkenalan dengan Prof. Muljo Widodo Kartidjo dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (FTMD-ITB), ketika membuat lengan robot yang tidak biasa selama 1 tahun, atas saran ayahnya. 

Tugas akhir selesai, kerjasama Maya dengan Prof Muljo berlanjut dengan membantu usaha di bidang riset kendaraan tak berawak. Kebutuhan perusahaan akan manajemen mengantarkan Maya sebagai wanita satu-satunya di perusahaan yang menyelesaikan studinya di kampus MAB ITB pada 2006. Setahun kemudian Maya bergabung menjadi dosen manajemen keuangan di SBM ITB dengan konsentrasi Literasi Keuangan Digital dan Perencanaan Keuangan Pribadi. 

“Inklusi keuangan di Indonesia termasuk tinggi, namun tidak diimbangi dengan literasi keuangannya. Banyak orang sudah menyimpan uang di bank, namun banyak juga yang belum memahami apa arti saldo, debit, kredit, dan sebagainya,” ujar Maya. 

Persentuhan Maya dengan perencanaan keuangan dimulai ketika mendapat saran dari almarhum Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat, dekan SBM ITB pada 2009. Prof Surna meminta Maya mempelejari konsentrasi tersebut. Atas saran Prof. Sudarso Kaderi Wirjono, perencanaan keuangan kemudian masuk dalam kurikulum SBM ITB. 

Menurut Maya, belajar perencanaan keuangan pribadi sangatlah aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Perencanaan keuangan dimulai dengan menetapkan tujuan, langkah yang akan dimulai, mempertimbangkan risiko, dan pengambilan keputusan. Sistematikanya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengelolaan keuangan juga dapat diaplikasikan langsung oleh mahasiswanya selepas pembelajaran.

Perencanaan keuangan menurut Maya mengandalkan psikologi dan perilaku manusia. Itu adalah salah satu keterampilan dasar dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan yang cepat dalam kedua ilmu tersebut menuntut Maya untuk aktif belajar. 

Maya kemudian melanjutkan studi doktoral manajemen bisnis pada tahun 2010 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. Belajar mempertebal kecintaan Maya dalam mengajar. Momen ketika anak didiknya memahami hal yang dia ajarkan membawa energi positif pada dirinya. 

Kini Maya mengaku merasa terbantu dengan hadirnya pemengaruh di media sosial untuk mengedukasi masyarakat tentang literasi keuangan. Namun tugasnya semakin menantang dengan hadirnya digitalisasi di sektor keuangan. Mimpi terbesarnya adalah literasi keuangan di Indonesia bisa meningkat dan merata.
Ia juga bermimpi MAB ITB bisa terus memperkuat ekosistem pendidikan di Indonesia. Strateginya adalah dengan mengecilkan kesenjangan dunia teoritis dengan dunia praktisi. Maya optimis mimpi itu bisa tercapai dengan dukungan kolega, sarana dan prasarana, hingga kerjasama dengan industri. 

Kontributor: Aliva Rachma Delia, MBA YP 67