SBM ITB kembali menggelar bedah buku, kali ini buku yang ditulis oleh Ginni Rometty, mantan CEO IBM yang berpengaruh, berjudul Good Power: Leading Positive Change in Our Lives, Work, and World, pada Jumat (16/6). Buku tersebut membahas konsep revolusioner kepemimpinan yang diusung oleh Rometty untuk mendorong perubahan positif dalam kehidupan, organisasi, dan dunia.

Tiga pengajar SBM ITB menjadi pembahas buku tersebut. Mereka adalah Dr Ir. Yuni Ros Bangun, MBA; Donald C. Lanthu, S.T., MBA., PhD;dan Dr N. Nurlaela Arief, MBA., MIPR. Diskusi dipandu oleh Prof. Dr Ir Jann Hidajat Tjakraatmadja, M.Eng.

Yuni Ros Bangun yang kebagian membahas “Changing Life”, menjelaskan lewat buku tersebut Rometty membawa kita dalam perjalanan pribadinya, mengingat kembali momen-momen penting dalam masa kanak-kanak dan awal karirnya. Ia menjelajahi tantangan yang dihadapi keluarganya, pengorbanan yang dilakukan, dan pelajaran berharga yang ia peroleh dari para panutan dalam hidupnya, Baba dan Grandma.

Perempuan-perempuan tangguh itu adalah perwujudan dari etika kerja Amerika, yang mengajarkan pada Rometty bahwa kerja keras, determinasi, dan keteguhan dalam menghadapi keterbatasan adalah kunci membentuk masa depan yang penuh potensi. Pengalaman Rometty sendiri menggarisbawahi pentingnya penemuan diri, saat ia menyadari kekuatan di dalam dirinya untuk membuat perbedaan bagi dirinya sendiri dan orang-orang yang ia sayangi.

Sementara Donald C. Lanthu yang membahas bagian “Changing Work” menjelaskan bahwa Rometty merangkum pengalamannya yang luas sebagai seorang pemimpin yang transformasional, dengan mengungkapkan lima prinsip “good power.” Setiap bab adalah suatu pengungkapan, penuh dengan strategi praktis dan anekdot yang memikat, yang mengilustrasikan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan untuk menciptakan budaya yang didasarkan pada rasa hormat, kolaborasi, dan kemajuan dalam organisasi. Melalui eksplorasi “good power,” Rometty memberikan panduan yang jelas bagi para pemimpin dan individu untuk menjelajahi kompleksitas tempat kerja modern sambil mendorong inovasi, inklusivitas, dan dampak positif.

Nurlaela Arief yang membahas fase “Changing Our World”, menjelaskan bahwa dalam bukunya, Rometty menerangkan bagaimana prinsip-prinsip “good power” dapat menjembatani kesenjangan antara kekuatan yang saling berlawanan untuk menyatukan orang-orang di sekitar dalam tujuan bersama. Melalui advokasinya untuk perubahan yang bermakna, Rometty memprovokasi kita semua untuk keluar dari zona nyaman, menghadapi konflik, dan merangkul ketidaknyamanan yang menyertai pertumbuhan. Rometty menyerukan tindakan, suatu bukti akan dampak luar biasa yang bisa dimiliki oleh individu, bersenjatakan “good power,” terhadap dunia.

Menurut ketiga pembahas, “Good Power” bukan hanya sebuah buku. Ia adalah manifesto untuk era kepemimpinan baru, di mana rasa hormat, inklusivitas, dan kemajuan menjadi prinsip panduan. Wawasannya mengilhami kita untuk menolak batasan pola pikir yang berpusat pada diri sendiri dan memeluk perspektif yang lebih luas, yang mencakup kesejahteraan komunitas, masyarakat, dan lingkungan. Dengan “Good Power,” Rometty mengundang kita untuk menjadi arsitek perubahan positif, menggunakan kekuatan transformatif dari “good power” untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi diri kita sendiri dan generasi mendatang.

Written by Student Reporter (Fairuuz Fawwas Alfarizi T, Entrepreneurship 2024)