“Settle down the revision of oil and gas regulation (MIGAS nomor 22 tahun 2001), the problem will sort itself out,” urged Professor of Petroleum Engineering ITB who was also served as Vice Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM), Prof. Rudi Rubiandini at the discussion titled “BP Migas to SKSP Migas: The Impacts, the Action Taken, and the Future Steps” on Thursday (11/29/2012) at MBA ITB Jakarta.

“Segera selesaikan revisi UU (MIGAS nomor 22 tahun 2001), maka masalah ini akan selesai, “demikian diungkapkan Guru Besar Teknik Perminyakan ITB yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Prof. Rudi Rubiandini pada Forum Diskusi bertajuk “BP MIGAS ke SKSP MIGAS: Dampak, Tindakan, dan Langkah ke Depan” pada Kamis (29/11/2012) di Kampus MBA ITB Jakarta.

This morning discussion initiated by the MBA Jakarta Alumni was hosted by Dr. Agung Wicaksono (Special Assistant to Head of UKP4/Dosen SBM ITB) by inviting Expert in Natural Resources Management & Environment Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat (SBM ITB), Dr. Widhyawan Prawiraatmaja (Deputy of SKSP Migas), and businessman Abdul Hamid Coal (President Director of CHEVRON). A high caliber discussion was attended by over 50 participants from students, alumni, academicians, oil and gas practitioners, and the media.

“As a professor, I can talk about almost anything. Please, do not extend the matter any further. Minimize the political intervention if cannot be eliminated, “as the Professor Naya said. At the same occasion, Abdul Hamid confirmed that legal certainty was a main instrumental to investors whether they wished to continue their investment in Indonesia. “If it (the legal instrument) is unfixed, we are inconvenient to continue the investment,” said Ucok Batubara.

In closing, the Deputy of SKSP Migas revealed the action that was currently performed at SKSP Migas as the temporarily replacement of BP Migas. “The most important thing is how to regain public trust as well as to maintain the resources that we have (resource custodians), “says Dr Widhyawan Prawiraatmaja.

Acara diskusi pagi yang digagas oleh Alumni MBA Jakarta, dipandu oleh Dr Agung Wicaksono (Asisten Ahli Kepala UKP4/Dosen SBM ITB) dengan mengundang Pakar Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat (SBM ITB), Dr. Widhyawan Prawiraatmaja (Deputi SKSP MIGAS), dan pelaku bisnis Abdul Hamid Batubara (Presdir CHEVRON). Diskusi satu jam yang sangat interaktif ini dihadiri oleh lebih dari 50 partisipan dari kalangan Mahasiswa, Alumni, Akademisi, praktisi industri MIGAS, dan media massa.

“Sebagai professor, saya boleh ngomong apa aja ya. Jangan biarkan masalah ini berlarut-larut. Dan minimalisir lah intervensi politik, kalau memang tidak bisa dihilangkan, “pesan Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat yang akrab disapa Pak Naya ini. Dalam kesempatan yang sama, Abdul Hamid menegaskan bahwa kepastian hukum sangat berperan dalam investor melanjutkan investasi di Indonesia. “Kalau berubah-ubah terus, kami juga tidak convenient dalam melanjutkan investasi, “sambung Ucok Batubara.

Menanggapi hal ini, SKSP MIGAS angkat bicara soal tindakan yang tengah dilakukan. ?Yang terpenting bagi kami adalah bagaimana mengembalikan lagi trust dari publik dan juga memelihara sumber daya yang kita miliki (resource custodian), “tutup Dr. Wawan.