Date
July 21st – August 3rd 2010
Place
Sri Tujuh, Tumpat, Kelantan, Malaysia
About SEED
This program in inter-cultural leadership and enterprise development exposes students from different universities in Europe and Asia to the unique contexts of the villages in Pantai Sri Tujuh, Tumpat, Kelantan, through multicultural teamwork and social entrepreneurship. Participants will work in multicultural teams and in consultation and discussion with villagers, to actively engage in social entrepreneurship by developing viable business plans, each to improve a specific village enterprise and to develop markets for its products. The students will be given the relevant information about the village and the Tumpat region which will allow them to explore and develop different possibilities of assistance for the villagers and changing their established mindsets.

The business plans with proposals for Village Enterprise Development will then be presented to the villagers and potential sponsors and financers, such as venture capitalists and bankers. This program is co-organized by the Universiti Malaysia Kelantan (UMK) and the Asia Research Centre (ARC) at the Chair for International Management (South East Asia), University of St. Gallen (HSG), in collaboration with the School of Business Management at the Bandung Institute of Technology (SBM-ITB).
For download the brochure, please click here.

Participants
Participation is open to students (from outside Malaysia) with any disciplinary background willing to learn cross-culturally. There are only 20 places allocated for students from various universities. Few places are already allocated for students of two Swiss, one German, one Singaporean, one Vietnamese, one Indonesian and one Filipino universities.
International students in the program will be joined by students from UMK to facilitate optimal cross-cultural learning.
Registrations
Kabinet Indonesia Bersatu II dipimpin oleh Presiden Yudhoyono dan Wapres Boediono dengan mandat kuat dari rakyat. Mandat yang kuat ini menjadi modal penting untuk melaksanakan agenda pembangunan yang dampaknya signifikan bagi rakyat. Unit Kerja Presiden  Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP)  menjadi mata, telinga dan tangan Presiden untuk memastikan kinerja para menteri dalam menjalankan program pembangunan terutama di sektor-sektor kunci seperti energi, infrastruktur, iklim investasi, reformasi birokrasi dan perubahan iklim.
Dr. Kuntoro Mangkusubroto adalah pakar decision making dan dosen pendiri SBM ITB yang mendapat kepercayaan untuk mengepalai unit tersebut. Kisah sukses beliau memimpin BRR Aceh-Nias saat rekonstruksi pasca-tsunami membawa banyak inspirasi untuk mengelola pembangunan dalam konteks yang lebih luas di republik ini. Penentuan hirarki tujuan pembangunan dan prioritas nasional dengan multiple criteria menjadi salah satu pendekatan yang unik dalam perencanaan pembangunan. Saat ini juga adalah pertama kalinya dalam sejarah republik Indonesia di mana para calon menteri harus menandatangani pakta integritas dan kontrak kinerja dengan Presiden, dan kinerjanya selalu dipantau dengan key performance indicator yang jelas, terukur dan dilaporkan secara periodik. Pemantauan kinerja para menteri dalam melaksanakan program pembangunan dilakukan dengan prinsip-prinsip manajemen modern dan menggunakan teknologi internet, GPS (global positioning system) dan sistem pengendali operasi di Bina Graha seperti situation room di Gedung Putih Amerika Serikat.
Penguraian hambatan-hambatan pembangunan (debottlenecking) juga menjadi tantangan bagi UKP-PPP untuk membangun kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Integritas, inovasi dan ketegasan menjadi mutlak untuk menguraikan sumbatan pembangunan di berbagai bidang seperti pengembangan energi dari sumber daya terbarukan, pembangunan infrastruktur untuk menjalin konektivitas antarpulau dan pemberantasan mafia hukum di berbagai sektor.
*) Dr. Kuntoro Mangkusubroto, MSIE, MSCE adalah pendiri Sekolah Bisnis dan Manajemen – Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) yang mendapat amanat sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP)
Universität St. Gallen
Asia Research Centre
Ms Verena Hässig (registration)
Ms Daniela Beck (program coordinator)
Dufourstrasse 40a
9000 St. Gallen
Schweiz
Phone.: +41-(0)71-224 24 81
Fax : +41-(0)71-224 24 72
E-Mail: verena.haessig@unisg.ch
beckd_muc@web.de
Universität Mannheim

Koordinationsstelle
Service Learning und CSR, Dezernat I
Ms Carla Gellert
L9, 7 Zimmer 312
68131 Mannheim
Deutschland
Phone.: +49-(0) 621 / 181-1018
Fax: +49-(0) 621 / 181-1022
E-Mail: Gellert@verwaltung.uni-mannheim.de

Date
July 21st – August 3rd 2010
Place
Sri Tujuh, Tumpat, Kelantan, Malaysia
About SEED
This program in inter-cultural leadership and enterprise development exposes students from different universities in Europe and Asia to the unique contexts of the villages in Pantai Sri Tujuh, Tumpat, Kelantan, through multicultural teamwork and social entrepreneurship. Participants will work in multicultural teams and in consultation and discussion with villagers, to actively engage in social entrepreneurship by developing viable business plans, each to improve a specific village enterprise and to develop markets for its products. The students will be given the relevant information about the village and the Tumpat region which will allow them to explore and develop different possibilities of assistance for the villagers and changing their established mindsets.

The business plans with proposals for Village Enterprise Development will then be presented to the villagers and potential sponsors and financers, such as venture capitalists and bankers. This program is co-organized by the Universiti Malaysia Kelantan (UMK) and the Asia Research Centre (ARC) at the Chair for International Management (South East Asia), University of St. Gallen (HSG), in collaboration with the School of Business Management at the Bandung Institute of Technology (SBM-ITB).
For download the brochure, please click here.

Participants
Participation is open to students (from outside Malaysia) with any disciplinary background willing to learn cross-culturally. There are only 20 places allocated for students from various universities. Few places are already allocated for students of two Swiss, one German, one Singaporean, one Vietnamese, one Indonesian and one Filipino universities.
International students in the program will be joined by students from UMK to facilitate optimal cross-cultural learning.
Registrations
Kabinet Indonesia Bersatu II dipimpin oleh Presiden Yudhoyono dan Wapres Boediono dengan mandat kuat dari rakyat. Mandat yang kuat ini menjadi modal penting untuk melaksanakan agenda pembangunan yang dampaknya signifikan bagi rakyat. Unit Kerja Presiden  Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP)  menjadi mata, telinga dan tangan Presiden untuk memastikan kinerja para menteri dalam menjalankan program pembangunan terutama di sektor-sektor kunci seperti energi, infrastruktur, iklim investasi, reformasi birokrasi dan perubahan iklim.
Dr. Kuntoro Mangkusubroto adalah pakar decision making dan dosen pendiri SBM ITB yang mendapat kepercayaan untuk mengepalai unit tersebut. Kisah sukses beliau memimpin BRR Aceh-Nias saat rekonstruksi pasca-tsunami membawa banyak inspirasi untuk mengelola pembangunan dalam konteks yang lebih luas di republik ini. Penentuan hirarki tujuan pembangunan dan prioritas nasional dengan multiple criteria menjadi salah satu pendekatan yang unik dalam perencanaan pembangunan. Saat ini juga adalah pertama kalinya dalam sejarah republik Indonesia di mana para calon menteri harus menandatangani pakta integritas dan kontrak kinerja dengan Presiden, dan kinerjanya selalu dipantau dengan key performance indicator yang jelas, terukur dan dilaporkan secara periodik. Pemantauan kinerja para menteri dalam melaksanakan program pembangunan dilakukan dengan prinsip-prinsip manajemen modern dan menggunakan teknologi internet, GPS (global positioning system) dan sistem pengendali operasi di Bina Graha seperti situation room di Gedung Putih Amerika Serikat.
Penguraian hambatan-hambatan pembangunan (debottlenecking) juga menjadi tantangan bagi UKP-PPP untuk membangun kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Integritas, inovasi dan ketegasan menjadi mutlak untuk menguraikan sumbatan pembangunan di berbagai bidang seperti pengembangan energi dari sumber daya terbarukan, pembangunan infrastruktur untuk menjalin konektivitas antarpulau dan pemberantasan mafia hukum di berbagai sektor.
*) Dr. Kuntoro Mangkusubroto, MSIE, MSCE adalah pendiri Sekolah Bisnis dan Manajemen – Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) yang mendapat amanat sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP)
Universität St. Gallen
Asia Research Centre
Ms Verena Hässig (registration)
Ms Daniela Beck (program coordinator)
Dufourstrasse 40a
9000 St. Gallen
Schweiz
Phone.: +41-(0)71-224 24 81
Fax : +41-(0)71-224 24 72
E-Mail: verena.haessig@unisg.ch
beckd_muc@web.de
Universität Mannheim 

Koordinationsstelle
Service Learning und CSR, Dezernat I
Ms Carla Gellert
L9, 7 Zimmer 312
68131 Mannheim
Deutschland
Phone.: +49-(0) 621 / 181-1018
Fax: +49-(0) 621 / 181-1022
E-Mail: Gellert@verwaltung.uni-mannheim.de